7 Pakaian Tradisional Jepang yang Wajib kamu Tau

7 Pakaian Tradisional Jepang yang Wajib kamu Tau

Kalau kamu ditanya soal pakaian tradisional Jepang apa yang terlintas pertama kali di pikiranmu? Mungkin sebagian besar dari kamu pasti jawab Kimono. Tapi pakaian tradisional jepang ga cuma kimono ! Yuk kita kenalan dengan 7 pakaian tradisional Jepang !

7 pakaian tradisional Jepang yang wajib kamu tau :

  1. Kimono
  2. Furisode
  3. Hakama
  4. Jinbei
  5. Yukata
  6. Tomesode
  7. Komon

Sama seperti Indonesia punya banyak pakaian khas dan semuanya memiliki keunikan tersendiri, Kalau kamu cuma tau Kimono, kamu wajib baca sampai habis ya !

7 Pakaian Tradisional Jepang yang wajib kamu tau !

1. Kimono

Salah satu kebanggan dari negara Jepang adalah Kimono. Kimono telah digunakan sejak jaman Heian, tepatnya di tahun 790an. Pada era Heian, Kimono adalah barang yang mewah sehingga hanya bisa digunakan oleh orang-orang penting seperti bangsawan. Fakta uniknya, Geisha juga sering memakai Kimono (Yuk Kenalan dengan Geisha: https://jellyfishindonesia.com/kenalan-sama-geisha-yuk/ )

Kimono dapat dipakai baik perempuan dan laki-laki, umumnya berbentuk T dengan panjang hingga pergelangan kaki.

Pembuatan Kimono juga tergolong sangat kompleks, serta pemakaiannya juga cukup sulit. Bahan dasar kimono saat itu adalah sutra, sehingga tidak sembarang orang bisa memakainya.

Seiringnya waktu bahan dasar Kimono disesuaikan perkembangan jaman. Bahan dasar kimono tidak hanya sutra tapi bisa juga terbuat dari kain poliester, rayon, dan kapas. Karena bahan dasar tidak semahal sutra, Kimono bisa dipakai oleh segala lapisan masyarakat.

Pemakaian Kimono disesuaikan dengan berbagai acara di Jepang. Sepertin contohnya ketika pemakaman, kimono yang digunakan berwarna hitam atau putih.

2. Furisode

Pakaian ke dua dari 7 pakaian tradisional Jepang adalah Furisode. Furisode seringkali dijadikan hadiah untuk anak perempuan ketika mereka berusia 20 tahun, Umumnya furisode akan terus digunakan untuk berbagai acara formal sampai menikah.

Dalam Bahasa Jepang Furisode memiliki arti ” Lengan Berayun”, sesuai dengan namanya bagian lengan dibuat memanjang sehingga dapat dikibaskan. Motif kain yang digunakan umumnya berbahan dasar sutera, dan di sepanjang kain akan dihiasi warna yang mencolok sehingga tampak cantik ketika dipakai.

Orang awam sering kali tertukar ketika melihat Furisode dan Kimono, perbedaan yang mencolok adalah Furisode memiliki lengan yang lebih panjang dari pada kimono. Selain itu, Furisode hanya digunakan oleh perempuan yang belum menikah.

3. Hakama

Hakama adalah pakaian tradisional yang dipengaruhi oleh kekaisairan Tiongkok. Di masa kini Hakama digunakan oleh laki-laki dan perempuan, faktanya ketika zaman Edo hakama hanya digunakan oleh laki-laki. Hakama merupakan busana resmi pria untuk menghadiri acara formal seperti upacara minum teh, seijin shiki atau biasa kita kenal sebagai upacara kedewasaan.

Di kalangan olahraga bela diri tradisional seperti kendo, aikido dan kyudo Hakama dipakai oleh laki-laki dan perempuan. Hakama juga dikenakan oleh para samurai pada zaman Kamakura.

Terdapat beberapa model Hakama diantaranya

  1. Umanoribakama Kedua tungkai dibungkus seperti memakai celana panjang. Bagian bawahnya melebar sehingga orang yang memakainya mudah bergerak. Jenis inilah yang digunakan dikalangan bela diri seperti kendo.
  2. Andonbakama. Model ini dikenakan seperti halnya rok. Jika dibandingkan dengan Umanoribakama pemakaiannya kurang leluasa bergerak, selain itu Andonbakama juga dipakai sebagai pakaian resmi karena jenis inilah yang digunakan ketika wisuda.
  3. Machiaribakama. Modelnya seperti kulot, pemakainya bisa leluasa bergerak dan hanya dipakai sebagai celana sehari-hari.

4. Jinbei

Secara simpel Jinbei adalah pakaian rumahan khas Jepang yang umumnya terbuat dari kain katun atau rami. Jinbei memiliki kesan simpel dan nyaman sehingga cukup populer di musim panas.

Bentuk Jinbei terdiri dari 2 bagian, yakni atasan yang menyerupai kimono sederhana dan bawahan yang berupa celana pendek. Sekilas jinbei ini menyerupai piyama pendek. Motifnya juga cenderung sederhana, namun belakangan corak motif juga semaki berkembang sehingga muncul motif sakura, kembang api dan motif lainnya.

Karena bahan dasarnya yang simple dan sejuk maka jinbei juga menjadi outfit acara musim panas seperti festifal kembang api. Selain itu, para pengusaha pemandian juga kerap menyediakn jinbei sebagai fasilitas tambahan.

5. Yukata

Jika para laki-laki menggunakan Jinbei sebagai outfit musim panas, maka perempuan menggunakan Yukata.

Yukata berbahan dasar katun dan tidak berlapis-lapis seperti Kimono sehingga lebih simpel dan cocok dijadikan outfit musim panas untuk pergi melihat festival kembang api.

Kalau kamu pergi ke Jepan, kamu bisa coba sewa Yukata, untuk informasi lebih lanjutnya kamu bisa cek website ini ya https://matcha-jp.com/en/4481

Sering kali orang awam keliru membedakan Yukata dan Kimono karena mirip, lalu di mana letak perbedaannya ?

  1. Harga. Dari segi harga, Kimono jauh lebih mahal dari pada Yukata, hal ini dikarenakan Kimono umumnya terbuat dari kain sutera dan berlapis-lapis sedangkan Yukata terbuat dari kain katun dan tidak berlapis-lapis.
  2. Bagian lengan. Di bagian lengan Kimono jauh lebih panjang sedangkan Yukata umumnya tidak lebih dari 50 cm.
  3. Pemakaian. Kimono digunakan untuk acara formal seperti upacara kelulusan, acara pernikahan, acara minum teh, dan acara formal lainnya. Sedangkan Yukata dipakai untuk acara-acara yang lebih santai seperti festival di musim panas. Selain itu Kimono dapat digunakan di semua musim, sedangkan Yukata hanya saat musim panas saja.
  4. Pemakaian kaos kaki. Ketika kita memakai Kimono atau Yukata, umumnya kita akan memakai sendal kayu atau biasa disebut Geta. Saat kita memakai Geta, orang yang memakai Kimono umumnya menggunakan kaos kaki, sedangkan Yukata tidak perlu menggunakan kaos kaki.

6. Tomesode

Pada dasarnya Tomesode termasuk kedalam salah satu jenis Kimono, namun Tomesode diperuntukan untuk wanita yang sudah menikah. Awalnya wanita yang sudah menikah tetap mengenakan Furisode, namun karena model lengannya yang panjang dan berayun menjadi tidak praktis ketika mengerjakan pekerjaan rumah.

Tomesode terdiri dari 留 dan 袖, yang memiliki arti mengikat atau mengencangkan lengan. Keunikan Tomesode lainnya adalah, terdapat pola di bagian garis bawah pinggang, pola ini juga bisa berupa simbol keluarga.

Dalam hal pemakaian Tomesode dipakai untuk acara formal, dan Tomesode juga memiliki tingkatan formalitas, berikut tingkatannya :

  1. Kurotomesode. Sesuai dengan namanya Kurotomesode ini berwarna hitam, hanya dipakai ketika menghadiri pesta pernikahan keluarga dan acara-acara formal lainnya. Bahan Kurotomesode adalah kain krep warna hitam tanpa motif tenun. Posisi corak dalam Kurotomesode juga menentukan usia si pemakainya. Semakin berumur pemakainya, semakin bawah pula coraknya.
  2. Irotomesode. Perbedaan yang mencolok dari Kurotomesode adalah warna Tomesode. Irotomesode memiliki warna-warna cerah selain hitam.  Dalam pemakaiannya, Irotomesode dengan lima puncak akan dianggap sebagai formal, jadi, wanita yang belum menikah yang tidak mau memakai Homongi atau Furisode untuk pernikahan anggota keluarga atau kerabat mereka juga bisa memakai Irotomesode. Irotomesode juga dipakai dalam acara yang diadakan kekaisaran, hal ini dikarenakan dilarang untuk memakai Kurotomesode karena hitam dianggap warna duka.

7. Komon

Komon merupakan pakaian tradisional khas Jepang yang mirip dengan kimono, namun dari sisi motifnya komon memiliki motif berulang dan dari segi pemakaiannya komon jauh lebih casual. Komon dipakai ketika bertemu teman dan untuk acara-acara santai lainnya.

Nah, sekarang kamu sudah tahu ya berbagai jenis pakaian tradisional ala Jepang, dari 7 pakaian tradisional Jepang yang ada, kamu tertarik pakai yang mana nih?