Ohaguro ! Tradisi Tradisional Jepang

Ohaguro ! Tradisi Tradisional Jepang

Minna san ! Konnichiwa, seperti yang kita semua ketahui gigi rata, putih bersih diangap sebagai gigi yang sehat dan cantik. Tidak sedikit orang-orang yang pergi ke dokter gigi untuk merapihkan giginya, atau membeli pemutih gigi.

Tapi, tahukah kamu kalau masyarakat Jepang pada jaman dahulu mengaggap kalau gigi hitam sebagai standart kecantikan ?

Tradisi menghitamkan gigi di Jepang disebut  お歯黒 “Ohaguro”, dari kanjinya kita bisa langsung mengetahui artinya. Kanji “歯“ atau biasa disebut Ha diartikan sebagai gigi, lalu kanji ”黒“ biasa dibaca Kuro atau Guro dapat diartikan sebagai hitam jadi dari 2 kanji tersebut bisa diartikan sebagai gigi hitam.  Tidak hanya di Jepang, tradisi ini juga dilakukan di beberapa negara seperti filipina, China dan negara asia lainnya.

Praktik menghitamkan gigi ini menggunakan cairan yang disebut Kanemizu. Kanemizu ini terbuat dari campuran kurang lebih 1,5 liter air dan setengah cawan air sake. Setelah itu, campuran ini harus dimasukan ke dalam loyang besi yang sudah dipanaskan sampai warnanya merah menyala. Biarkan campuran tersebut selama 5-6 hari. Setelah 5-6 hari, akan muncul buih pada campuran tersebut. Sisihkan campuran tersebut ke cawan kecil dan letakan di dekat api. Saat sudah hangat, campurkan dengan bubuk besi dan bubuk buah pohon nurude. Jadilah Kanemizu yang siap untuk dioleskan di gigi secara merata.

Menurut laporan sejarah, kanemizu memiliki bau yang tidak sedap. Selain itu efek hitam pada gigi tidak berlangsung secara permanen, sehingga butuh banyak usaha dan waktu untuk mengulang prosesnya kembali.

Ohaguro memiliki sejarah yang cukup panjang, bahkan sudah dilakukan sebelum periode Heian (794-1185). Sebenarnya, jejak pewarna tulang dan gigi telah ditemukan dari periode kofun (230-538). Namun popularitas ohaguro tersebar luas menjelang akhir dari periode Heian.

Ini adalah praktik yang sangat luas di kalangan bangsawan. Ohaguro menjadi simbol bagi para wanita bangsawan yang siap menikah. Wanita yang memiliki wajah yang dicat putih dan gigi hitam dianggap memiliki penampilang yang jauh lebih baik. Selain bangsawan, para samurai juga melakukan ohaguro sebagai bukti kesetiaan pada tuannya.

Ada alasan lain mengapa Ohaguro juga menjadi terkenal di kalangan wanita. Pada masa itu wanita jepang mengecat muka hingga putih, namun hal ini membuat gigi menjadi terlihat kuning. Maka ohaguro juga dilakukan untuk menciptakan ilusi agar seseorang dapat terseyum lebar tanpa perlu memikirkan giginya kuning atau tidak rata. Selain menutupi gigi kuning, praktik menghitamkan gigi ini juga ternyata dapat mencegah gigi berlubang dan membuat gigi lebih kuat.

Ketika periode muromachi, Ohaguro mulai terkenal diberbagai kalangan orang dewasa, umumnya dikalangan orang-orang kaya atau orang-orang yang memiliki status tinggi di kalangan masyarakat. Selain itu ohaguro juga dilakukan oleh putri para komandan yang berumur 8-10 tahun untuk melambangkan kedewasaan. Praktik ohaguro juga dilakukan oleh para komandan, terutama bagi mereka yang memilki luka pertempuran.

Ketika Jepang memasuki periode Edo (1603 – 1868 ), Ohaguro masih dipraktikan, namun sudah tidak se leluasa seperti periode-periode sebelumnya. Orang-orang yang masih mempertahankan praktik ohaguro adalah para geisha dan kalangan penghibur. Selain para geisha menghitamkan gigi juga masih dipraktikan oleh orang-orang terpandang di aristokrasi dan juga orang-orang yang memiliki hubungan kekaisaran.

Selama periode Edo dan awal Meiji, Jepang akhirnya membuka pintu bagi pendatang setelah terisolasi selama 200 tahun lamanya. Karena pada saat itu turis terbiasa dengan standart kecantikan dari barat mereka langsung terkejut ketika melihat perempuan Jepang bergigi hitam di sepanjang jalan.

Praktik menghitamkan gigi ini mulai diberhentikan oleh pemerintah ketika memasuki periode Meiji dan masa modernisasi. Dimasa kini, ohaguro dapat kamu jumpai di film-film Jepang dan festival tradisional. Beberapa Geisha juga masih mewarnai gigi mereka ketika ada acara special. Kamu bisa pergi ke Kyoto daerah Gion dimana di sana terdapat distrik Geisha, kalau kamu beruntung kamu bisa bertemu dengan Geisha secara langsung lho !